Dari 82,3 ke 65,4, CSA Index September 2025 Alami Penurunan Tajam

Pasar modal Indonesia alami koreksi. CSA Index September 2025 di 65,4, IHSG proyeksi 8.281 setahun ke depan.

Avatar photo

- Pewarta

Jumat, 12 September 2025 - 22:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Image : Bursa Efek Indonesia. (Doc.Ist)

Image : Bursa Efek Indonesia. (Doc.Ist)

PADA awal September 2025, sentimen pasar modal Indonesia berubah cepat. Setelah Agustus lalu sempat melambung dengan indeks kepercayaan investor mencapai 82,3, kini Capital Sensitivity Analysis Index (CSA Index) jatuh ke 65,4.

Angka ini memang masih berada di atas level netral 50, tetapi koreksinya cukup tajam, mencerminkan perubahan sikap investor yang kini lebih berhati-hati.

Pelaku pasar tampaknya mulai menata ulang ekspektasi mereka. Jika bulan lalu penuh optimisme, kali ini bayang-bayang ketidakpastian global membuat langkah mereka lebih kalkulatif.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Investor tidak lagi gegabah, melainkan membaca dengan saksama arah kebijakan moneter global, dinamika komoditas, dan gejolak geopolitik.

Tekanan Eksternal Mengguncang Pasar

Faktor eksternal jelas menjadi biang koreksi sentimen. Amerika Serikat, dengan kebijakan moneternya yang penuh teka-teki, masih menahan pasar global dalam ketidakpastian.

Walaupun ada ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, dana asing belum mengalir stabil ke emerging market, termasuk Indonesia.

Ditambah lagi, harga komoditas utama Indonesia seperti batu bara melemah. Prospek ekspor nasional pun ikut tertekan.

Dari sisi geopolitik, ketegangan di Asia Timur kian menambah kerentanan, memperbesar volatilitas global yang berimbas langsung ke bursa dalam negeri.

Investor Indonesia tentu tidak bisa menutup mata. Arah kebijakan global yang abu-abu memaksa mereka mengerem euforia, menunggu kepastian lebih konkret.

CSA Index September 2025

Stabilitas Domestik, Tapi Ada Catatan

Di dalam negeri, sebenarnya makroekonomi Indonesia masih cukup tangguh. Inflasi terkendali, rupiah relatif stabil, dan konsumsi masyarakat tetap solid.

Namun, ada awan gelap lain yang mulai diperhatikan investor: pelebaran defisit fiskal.

Jika defisit melebar terlalu lebar, ruang kebijakan pemerintah di kuartal berikutnya akan terbatas.

Hal ini bisa menekan stimulus terhadap ekonomi dan pasar modal. IHSG sendiri menunjukkan tren pemulihan, tetapi volatilitas masih terasa.

Sektor emiten pun bergerak tidak seragam. Perusahaan berbasis komoditas tertekan margin karena harga melemah.

Sebaliknya, sektor keuangan dan konsumsi relatif lebih tahan banting.

Pola ini memberi gambaran bahwa pemulihan ekonomi domestik memang berjalan, tetapi jalurnya tidak rata.

CSA Index IHSG Konsensus 12M Forecast

Proyeksi IHSG: Optimisme Jangka Panjang

Meski koreksi jangka pendek terasa, proyeksi jangka menengah masih menyimpan harapan.

Konsensus pasar menempatkan target IHSG September 2025 di 7.744, sementara proyeksi 12 bulan ke depan di 8.281.

Angka ini menjadi sinyal bahwa investor masih percaya tren pemulihan pasar saham domestik akan berlanjut.

NS Aji Martono, Ketua Umum PROPAMI (Perkumpulan Profesi Pasar Modal Indonesia), menilai koreksi ini bagian dari siklus normal pasar.

“CSA Index September 2025 masih prospektif. Pasar diharapkan tetap bergerak positif,” ujarnya.

Pernyataan ini menegaskan bahwa meski investor sedang berhati-hati, arah pemulihan jangka panjang tetap terjaga.

CSA Index Sektor Pilihan

Sektor-Sektor Prospektif

Jika ditelisik lebih dalam, ada beberapa sektor yang tetap dipandang menjanjikan oleh analis:

  1. Basic Materials & Energy
    Masih menjadi tulang punggung ekspor meski harga komoditas tengah melemah.
  2. Financials
    Stabilitas perbankan dan peluang penurunan suku bunga domestik memberi ruang tumbuh.
  3. Consumer Cyclicals & Non-Cyclicals
    Solidnya daya beli masyarakat menjelang kuartal IV menjadi penopang sektor ini.
  4. Technology
    Masih menarik dengan derasnya investasi asing di pusat data dan infrastruktur digital.

Investor yang cermat akan melihat sektor-sektor ini sebagai peluang strategis di tengah ketidakpastian global.

Membaca Arah Pasar dengan CSA Index

CSA Index sendiri disusun oleh CSA Institute bersama Perkumpulan Analis Efek Indonesia (PAEI).

Data diambil melalui kuesioner anggota PAEI dan alumni CSA Institute, lalu diverifikasi melalui tabulasi dan deep interview.

Indeks ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan psikologi kolektif pelaku pasar modal.

Dengan membaca CSA Index, investor dapat memahami sejauh mana pasar masih percaya pada pemulihan dan sektor apa saja yang dipandang sebagai penggerak utama.

Pasar dalam Dinamika Global

Koreksi sentimen yang terjadi pada September 2025 menunjukkan satu hal penting: pasar modal Indonesia tidak hidup di ruang hampa.

Ia terhubung erat dengan denyut global—dari Washington hingga Beijing, dari harga batu bara hingga arsitektur geopolitik Asia Timur.

Investor harus lebih cermat menata portofolio. Bukan sekadar mengejar keuntungan cepat, tetapi menimbang keseimbangan antara risiko global dan kekuatan domestik.

Dalam bahasa sederhana, optimisme tetap penting, tetapi realisme harus menjadi pengikatnya.

Ke depan, pasar Indonesia masih memiliki potensi besar. Stabilitas makroekonomi, daya beli masyarakat, serta geliat teknologi digital adalah modal kuat.

Namun, investor harus menerima kenyataan bahwa jalan menuju pemulihan pasar tidak selalu lurus—ada liku, ada tanjakan, bahkan ada turunan tajam.

CSA Index September 2025 memberi pesan sederhana: hati-hati, tetapi jangan kehilangan arah.***

3 Poin Penting :

  1. CSA Index September 2025 turun ke 65,4, mencerminkan sikap hati-hati investor.
  2. Tekanan global, harga komoditas, dan geopolitik menjadi faktor dominan pelemahan.
  3. Sektor keuangan, konsumsi, dan teknologi tetap menyimpan prospek jangka menengah.

10 FAQ Terkait CSA Index September 2025

1. Apa itu CSA Index?
CSA Index adalah indikator kepercayaan pelaku pasar terhadap kinerja IHSG, disusun oleh CSA Institute dan PAEI.

2. Berapa nilai CSA Index September 2025?
CSA Index berada di level 65,4, turun tajam dari Agustus yang berada di 82,3.

3. Mengapa indeks turun signifikan?
Faktor utama adalah ketidakpastian global, pelemahan harga komoditas, dan tensi geopolitik Asia Timur.

4. Apakah pasar domestik masih stabil?
Ya, inflasi terkendali, rupiah stabil, namun pelebaran defisit fiskal jadi catatan penting.

5. Berapa target IHSG September 2025?
Konsensus pasar menargetkan 7.744 untuk September.

6. Bagaimana proyeksi IHSG 12 bulan ke depan?
Proyeksi mencapai 8.281, menandakan optimisme jangka menengah.

7. Sektor apa yang masih prospektif?
Basic Materials, Energy, Financials, Consumer, dan Technology.

8. Apa dampak pelemahan harga komoditas?
Emiten berbasis komoditas tertekan margin, meskipun sektor lain relatif lebih tangguh.

9. Bagaimana peran CSA Index bagi investor?
Sebagai panduan membaca sentimen kolektif pasar, membantu investor menata strategi investasi.

10. Apa pesan utama CSA Index September 2025?
Investor harus tetap optimis namun realistis, dengan strategi hati-hati menghadapi ketidakpastian global.

Jika Anda seorang praktisi komunikasi korporasi yang memerlukan dukungan publikasi di jaringan media ekonomi dan bisnis, dapat berkonsultasi gratis lewat WhatsApp: 085315557788.

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infobumn.com dan Bisnisnews.com.

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Adilmakmur.co.id dan Hallokampus.com.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Nusraraya.com dan Jakartaoke.com.

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

Berita Terkait

BBCA Terperosok ke Rp7.950, Publik Masih Trauma Isu Bailout Lama
Kinerja Solid, BRI Bukukan Laba Rp 26,53 Triliun di Semester I 2025
Polemik Akuisisi BCA dan Bantahan Rosan: Menakar Arah Danantara Indonesia
Alarm BEI Bunyi! 103 Perusahaan Terkena Teguran Keras Investor Wajib Tahu
Pendapatan BUMI Naik Berkat Emas, Laba Bersih Turun Drastis dan Saham Masih Diminati
Regulasi Baru OJK Tekankan Pentingnya Internal Control di Pasar Modal Indonesia
GoTo Kunci Status ESG Terbaik Asia, Fokus Buyback dan Laba Positif Tahun Ini
Hillcon Equity Lepas Saham di Harga Premium, Investor Soroti Strategi Baru

Berita Terkait

Jumat, 12 September 2025 - 22:01 WIB

Dari 82,3 ke 65,4, CSA Index September 2025 Alami Penurunan Tajam

Selasa, 2 September 2025 - 07:29 WIB

BBCA Terperosok ke Rp7.950, Publik Masih Trauma Isu Bailout Lama

Kamis, 21 Agustus 2025 - 16:35 WIB

Kinerja Solid, BRI Bukukan Laba Rp 26,53 Triliun di Semester I 2025

Kamis, 21 Agustus 2025 - 08:37 WIB

Polemik Akuisisi BCA dan Bantahan Rosan: Menakar Arah Danantara Indonesia

Rabu, 20 Agustus 2025 - 10:05 WIB

Alarm BEI Bunyi! 103 Perusahaan Terkena Teguran Keras Investor Wajib Tahu

Berita Terbaru

Melalui kolaborasi dengan Kemenimipas, BRI hadir dengan program BLK dan penanaman pohon kelapa untuk memberdayakan masyarakat. (Dok. BRI)

Bisnis

BRI Dorong Pemberdayaan dan Ketahanan Pangan Nasional

Jumat, 12 Sep 2025 - 11:32 WIB