Polemik Akuisisi BCA dan Bantahan Rosan: Menakar Arah Danantara Indonesia

Di tengah isu BLBI dan rumor pengambilalihan saham BCA, Rosan Perkasa Roeslani menegaskan fokus Danantara pada ekspansi global bersama sovereign wealth funds internasional.

Avatar photo

- Pewarta

Kamis, 21 Agustus 2025 - 08:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Saham BCA tertekan isu akuisisi, Rosan Roeslani pastikan Danantara tak terlibat. (Dok. Bca.co.id)

Saham BCA tertekan isu akuisisi, Rosan Roeslani pastikan Danantara tak terlibat. (Dok. Bca.co.id)

APAKAH kabar soal rencana akuisisi mayoritas saham Bank Central Asia (BCA) oleh Danantara Indonesia benar adanya?

Anda mungkin bertanya-tanya, apakah pemerintah akan akhirnya menguasai salah satu bank swasta terbesar di Indonesia?

Klarifikasi Tegas dari Rosan Perkasa Roeslani

Letupan rumor soal maksud pengambilalihan 51 persen saham BCA oleh negara melalui Badan Pengelola Investasi (BPI Danantara) telah mengguncang pasar.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, CEO Danantara dan Menteri Investasi, Rosan Perkasa Roeslani, menepis kabar tersebut secara singkat namun tegas di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (19 Agustus 2025).

“Enggak ada.,” kata Rosan ketika ditanya perihal pembicaraan awal terkait isu itu, ia memilih tidak berkomentar dan segera meninggalkan awak media .

Dugaan Jalinan Reformasi Keuangan: Skandal BLBI dan Isu Akuisisi

Rumor pengambilalihan ini melekat pada luka lama Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) pada era krisis moneter 1998.

Skandal BLBI memicu kritik tajam, termasuk dari Ketua Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Keuangan Negara (LPEKN), Sasmito Hadinagoro.

Ia mendesak agar proses akuisisi BCA setelah bailout harus diinvestigasi, karena menurutnya negara “seharusnya mempertahankan minimal 51 persen saham tanpa biaya tambahan” .

Sasmito juga mengingatkan bahwa dana bailout berasal dari pajak rakyat, sehingga hasilnya semestinya menjadi modal negara.

Bukan diambil alih swasta, yang menurutnya merupakan “penjarahan kepemilikan masyarakat” .

Respon Publik dan Dampaknya di Pasar Modal

Pasar menyambut isu ini dengan gelisah. Pada 15 Agustus 2025, saham BBCA turun sekitar 10 persen year-to-date (YTD), mencapai Rp 8.700 per saham.

Sementara itu, di hari klarifikasi (19 Agustus 2025), saham anjlok 2,30 persen ke Rp 8.500 dan kembali melemah 0,88 persen menjadi Rp 8.425, mencerminkan penurunan YTD mendekati 12,92 persen .

Tommy Kurniawan dari Fraksi PKB di Komisi IX DPR juga menyuarakan kehati-hatian.

Ia menekankan bahwa pernyataan provokatif justru dapat memperburuk iklim investasi dalam situasi ekonomi global yang tidak pasti .

Reputasi dan Stabilitas Perbankan

Sementara isu akuisisi ini belum terbukti, Danantara justru tengah memperluas jaringan globalnya.

Pada Juli 2025, Rosan mengumumkan bahwa Danantara akan menjalin kerja sama dengan sejumlah sovereign wealth funds internasional.

Termasuk Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi dan Qatar Investment Authority (QIA), serta platform investasi ASEAN–Tiongkok dengan China Investment Corporation (CIC), dan Russian Direct Investment Fund (RDIF).

Inisiatif ini mencerminkan ambisi Danantara untuk memperkuat peran globalnya dalam investasi dan stabilitas ekonomi.****

Berita Terkait

Dari 82,3 ke 65,4, CSA Index September 2025 Alami Penurunan Tajam
BBCA Terperosok ke Rp7.950, Publik Masih Trauma Isu Bailout Lama
Kinerja Solid, BRI Bukukan Laba Rp 26,53 Triliun di Semester I 2025
Alarm BEI Bunyi! 103 Perusahaan Terkena Teguran Keras Investor Wajib Tahu
Pendapatan BUMI Naik Berkat Emas, Laba Bersih Turun Drastis dan Saham Masih Diminati
Regulasi Baru OJK Tekankan Pentingnya Internal Control di Pasar Modal Indonesia
GoTo Kunci Status ESG Terbaik Asia, Fokus Buyback dan Laba Positif Tahun Ini
Hillcon Equity Lepas Saham di Harga Premium, Investor Soroti Strategi Baru

Berita Terkait

Jumat, 12 September 2025 - 22:01 WIB

Dari 82,3 ke 65,4, CSA Index September 2025 Alami Penurunan Tajam

Selasa, 2 September 2025 - 07:29 WIB

BBCA Terperosok ke Rp7.950, Publik Masih Trauma Isu Bailout Lama

Kamis, 21 Agustus 2025 - 16:35 WIB

Kinerja Solid, BRI Bukukan Laba Rp 26,53 Triliun di Semester I 2025

Kamis, 21 Agustus 2025 - 08:37 WIB

Polemik Akuisisi BCA dan Bantahan Rosan: Menakar Arah Danantara Indonesia

Rabu, 20 Agustus 2025 - 10:05 WIB

Alarm BEI Bunyi! 103 Perusahaan Terkena Teguran Keras Investor Wajib Tahu

Berita Terbaru

Menjaga sungai berarti menjaga masa depan! BRI Peduli dan Sungai Watch bersihkan Tukad Badung, Bali. Aksi nyata peduli lingkungan. (Dok. BRI)

ESG dan TJSL

Hari Sungai Sedunia, BRI Peduli Ajak Jaga Tukad Badung Bali

Minggu, 28 Sep 2025 - 10:43 WIB