Ancora OKAS Dihantam Koreksi, Tapi Investor Serius Bidik Aset Emas

Penurunan laba bersih 74,54% tidak menggoyahkan keyakinan investor terhadap ekspansi eksplorasi emas dan pabrik detonator pintar milik Ancora Indonesia Resources.

Avatar photo

- Pewarta

Sabtu, 26 Juli 2025 - 19:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PT Ancora Indonesia Resources Tbk. (Dok. Ancora)

PT Ancora Indonesia Resources Tbk. (Dok. Ancora)

DALAM sepekan terakhir, saham PT Ancora Indonesia Resources Tbk (IDX: OKAS) terguncang akibat rumor rights issue serta kabar internal rencana akuisisi tambang emas di Lombok Barat.

Kabar ini tersebar dari dokumen presentasi manajemen yang belum diumumkan publik, menyebut kemungkinan penambahan modal melalui skema non-HMETD pada akhir Q3 2025.

Investor merespons negatif saat laba bersih semester I 2025 jatuh 74,54% ke USD 1,26 juta dibanding periode sama 2024, mendorong tekanan jual signifikan.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun di balik penurunan laba, akumulasi investor institusional justru meningkat 12% dalam seminggu terakhir, mengindikasikan spekulasi atas peluang ekspansi komoditas baru.

Strategi Diversifikasi dari Blasting ke Eksplorasi dan Jasa Migas

OKAS melalui anak usaha PT MNK masih menguasai ~85% pasar bahan peledak komersial di Indonesia, terutama untuk tambang batu bara dan nikel di Kalimantan dan Sulawesi.

Namun potensi pertumbuhan di sektor ini terbatas akibat tekanan global ESG dan kebijakan domestik terhadap industri batubara.

Sebagai respons, manajemen OKAS menyiapkan perluasan kapasitas produksi detonator pintar di Karawang, yang kabarnya melibatkan investor teknologi dari Tiongkok.

Selain itu, anak usaha lainnya, PT Bormindo Nusantara, memperkuat lini bisnis drilling dan jasa migas untuk ladang di Sumatra dan Kalimantan Timur.

Prospek sinergi antara eksplorasi mineral dan layanan energi memberi keunggulan vertikal yang sulit disaingi oleh pesaing lokal sekelas Petrodrill dan Indodrill.

Siapa Pemilik Sebenarnya di Balik Ancora Resources?

Mayoritas saham OKAS dimiliki oleh PT Multi Berkat Energi milik Gita Wirjawan sebesar 38,69%, menjadikannya pemegang saham pengendali strategis.

Investor institusional asing utama adalah Island Spice Investments Ltd (25,59%) dan Burgundy Assets Corp via Banque Pictet (8,21%).

Struktur kepemilikan menunjukkan kombinasi investor domestik berpengaruh dengan kapital asing swasta dari Swiss dan Singapura.

Gita Wirjawan, mantan Menteri Perdagangan RI, aktif menyuarakan transformasi OKAS menjadi energy-holding terintegrasi dengan orientasi hilirisasi bahan tambang.

Kepemilikan publik tersisa 21,5%, termasuk beberapa dana pensiun dan manajer aset lokal seperti Bahana TCW dan Eastspring.

Kinerja Keuangan Melemah Tapi Neraca Masih Sehat

Per semester I 2025, OKAS membukukan pendapatan bersih USD 76,08 juta, turun dari USD 89,13 juta YoY, atau melemah 14,5% dibanding tahun lalu.

Laba kotor menyusut ke USD 22,63 juta dari USD 26,29 juta, sementara laba usaha turun lebih tajam ke USD 10,39 juta.

Laba periode berjalan terkoreksi drastis menjadi USD 1,26 juta dibanding USD 4,95 juta pada 2024, dengan laba per saham hanya USD 0,0005.

Meski demikian, total aset naik ke USD 181,24 juta, liabilitas tumbuh moderat ke USD 120,09 juta, dan defisit akumulasi menurun menjadi USD 12,2 juta.

Manajemen menegaskan strategi perbaikan arus kas operasional melalui optimalisasi inventory dan renegosiasi kontrak service dengan klien drilling.

Jejak Sejarah, Model Bisnis dan Produk OKAS

OKAS didirikan pada 15 September 2003 sebagai PT Okansa Persada, lalu berganti nama menjadi PT TD Resources pada 2007, dan akhirnya menjadi Ancora Indonesia Resources Tbk sejak 2008.

Saham OKAS resmi tercatat di Bursa Efek Surabaya pada 29 Maret 2006, sebelum merger ke BEI, dengan bidang usaha utama di sektor bahan peledak, jasa pengeboran migas, dan investasi energi.

Produk utama dihasilkan lewat PT MNK yang memproduksi amonium nitrat dan detonator, serta PT Bormindo yang menyediakan jasa rig dan pengeboran minyak.

Model bisnis OKAS saat ini mengarah pada integrasi energi dan eksplorasi sumber daya mineral berbasis nasional, dengan fokus pada efisiensi dan ekspansi aset produktif.

Daftar 15 Pemegang Saham Terbesar (per Juni 2025)

1. PT Multi Berkat Energi – 38,6907%
2. Island Spice Investments Ltd – 25,5966%
3. Banque Pictet & Cie / Burgundy Assets – 8,2157%
4. PT Dua Usaha Karya Negeri – 5,9534%
5. PT Bahana Sekuritas (nominee) – 3,1011%

6. Eastspring Investments Indonesia – 2,8997%
7. Dana Pensiun Pertamina – 2,1470%
8. BPJS Ketenagakerjaan – 1,9481%
9. PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk – 1,7355%
10. Mandiri Investasi – 1,5822%

11. Dana Reksa Utama – 1,2258%
12. Danareksa Pasar Uang – 0,9433%
13. Sinarmas Asset Management – 0,8710%
14. Lembaga Penjamin Simpanan – 0,6857%
15. Publik lainnya – 3,4247%.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Bisnisidn.com dan Indonomics.com 

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Halokini.com dan Hello.id

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hellojatim.com dan Halosulut.com 

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

 

Berita Terkait

Dari 82,3 ke 65,4, CSA Index September 2025 Alami Penurunan Tajam
BBCA Terperosok ke Rp7.950, Publik Masih Trauma Isu Bailout Lama
Kinerja Solid, BRI Bukukan Laba Rp 26,53 Triliun di Semester I 2025
Polemik Akuisisi BCA dan Bantahan Rosan: Menakar Arah Danantara Indonesia
Alarm BEI Bunyi! 103 Perusahaan Terkena Teguran Keras Investor Wajib Tahu
Pendapatan BUMI Naik Berkat Emas, Laba Bersih Turun Drastis dan Saham Masih Diminati
Regulasi Baru OJK Tekankan Pentingnya Internal Control di Pasar Modal Indonesia
GoTo Kunci Status ESG Terbaik Asia, Fokus Buyback dan Laba Positif Tahun Ini

Berita Terkait

Jumat, 12 September 2025 - 22:01 WIB

Dari 82,3 ke 65,4, CSA Index September 2025 Alami Penurunan Tajam

Selasa, 2 September 2025 - 07:29 WIB

BBCA Terperosok ke Rp7.950, Publik Masih Trauma Isu Bailout Lama

Kamis, 21 Agustus 2025 - 16:35 WIB

Kinerja Solid, BRI Bukukan Laba Rp 26,53 Triliun di Semester I 2025

Kamis, 21 Agustus 2025 - 08:37 WIB

Polemik Akuisisi BCA dan Bantahan Rosan: Menakar Arah Danantara Indonesia

Rabu, 20 Agustus 2025 - 10:05 WIB

Alarm BEI Bunyi! 103 Perusahaan Terkena Teguran Keras Investor Wajib Tahu

Berita Terbaru