Kontribusi Indonesia Disebut Masih Rendah, Pasar Obat Bahan Alam Dunia Mencapai 200,95 Miliar Dolar AS

Avatar photo

- Pewarta

Selasa, 6 Februari 2024 - 09:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. (Facebook.com/@Agus Gumiwang Kartasasmita)

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. (Facebook.com/@Agus Gumiwang Kartasasmita)

INFOEMITEN.COM – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan penjualan obat-obatan nasional mengalami kenaikan.

Namun kontribusi Indonesia terhadap pasar obat bahan alami masih rendah.

Padahal menurutnya industri Obat Bahan Alam (OBA) memiliki potensi yang besar untuk terus dikembangkan, hal ini karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah.

“Pasar obat bahan alam dunia pada tahun 2023 mencapai 200,95 miliar dolar AS dan diperkirakan terus meningkat namun kontribusi Indonesia masih rendah.”

“Sehingga pengembangan industri obat bahan alam perlu terus ditingkatkan agar mampu bersaing di pasar global,” katanya.

Namun demikian, nilai ekspor Indonesia untuk produk industri farmasi pada tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 8,78 persen secara tahunan.

Baca artikel lainnya di sini : Indira Chunda Thita Syahrul Putri, Putri Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Mangkir dari Panggilan KPK

“Nilai ekspor Indonesia untuk produk industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional pada tahun 2023 mencapai peningkatan.”

“Sebesar 8,78 persen dibanding tahun 2022 pada triwulan IV,” kata Agus Gumiwang di Jakarta, Selasa, 6 Februari 2024.

Lihat juga konten video, di sini: Wiranto Dukung Prabowo Subianto karena Sisa Hidupnya Tinggal untuk Mengabdi kepada Rakyat Indonesia

Ia menyampaikan industri farmasi di tanah air bisa berkembang dengan cepat bila potensi produksi obat berbahan herbal dioptimalkan.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Terlebih pada 6 Desember 2023 lalu, obat tradisional jamu telah resmi masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia ke-13 yang masuk dalam daftar UNESCO.

Menperin mengatakan saat ini terdapat beberapa komponen perusahaan industri obat bahan alam di Indonesia.

Seperti Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT), Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT), Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA).

Dan Industri Obat Tradisional (IOT), yang telah menghasilkan 17.000 obat bahan alam golongan jamu, 79 jenis obat herbal terstandard dan 22 jenis fitofarmaka.

Sementara itu berdasarkan data Bank Indonesia, volume industri dalam Promp Manufacturing Index-BI (PMI-BI) pada industri kimia, farmasi dan obat tradisional menunjukkan nilai optimis.

Di atas 50 persen dengan Nilai PMI BI di triwulan IV tahun 2023 di angka 52,50 atau berada pada fase ekspansi.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Januari 2024 mencapai 52,35.

Atau menguat 1,03 poin dibandingkan capaian pada Desember 2023 yang sebesar 51,32.

Dari 23 subsektor yang diukur, sebanyak 17 subsektor mengalami ekspansi dengan share Pendapatan Domestik Bruto (PDB) 90,8 persen.

Sementara itu, sebanyak 6 subsektor mengalami kontraksi dengan share terhadap PDB sebesar 9,2 persen.

Peningkatan IKI pada Januari 2024 bersumber dari Variabel Pesanan Baru, Produksi dan Persediaan Produk yang mengalami ekspansi sebesar berturut-turut 52,17; 53,63; dan 50,80.***

Artikel di atas juga sudah dìterbitkan di portal berita Bisnis Bisnispost.com

Sempatkan juga untuk membaca artikel menarik lainnya, di portal berita Halloup.com dan Ekbisindonesia.com

Berita Terkait

Holding BUMN MIND ID Ungkap Alasan Minta Pembatasan Jumlah Smelter Melalui Moratorium Perizinan
BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati, dari Desa ke Kancah Nasional
Petani Mangga Bondowoso Diberdayakan BRI, Mampu Perluas Lahan dan Tingkatkan Taraf Hidup
Dirut BRI Dinobatkan ‘The Best CEO’ Most Expansive Sustainable Financing Activities, Pimpin Transformasi Hijau Berkelanjutan
Pengusaha Diberi Kemudahkan dengan Dana Cair Hingga 4 Kali Sehari di BRIMerchant
Petani Semarang Ini Berhasil Kembangkan Budidaya Alpukat, Berkat Program Pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku
BRI Sabet Penghargaan Global di Singapura, Berkat Transformasi Digital Melalui BRIAPI
Dekatkan Akses Perbankan bagi Masyarakat, AgenBRILink Berperan di Kabupaten Rejang Bengkulu
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 5 Desember 2024 - 08:48 WIB

Holding BUMN MIND ID Ungkap Alasan Minta Pembatasan Jumlah Smelter Melalui Moratorium Perizinan

Senin, 25 November 2024 - 10:36 WIB

BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati, dari Desa ke Kancah Nasional

Minggu, 24 November 2024 - 13:25 WIB

Petani Mangga Bondowoso Diberdayakan BRI, Mampu Perluas Lahan dan Tingkatkan Taraf Hidup

Sabtu, 23 November 2024 - 15:07 WIB

Dirut BRI Dinobatkan ‘The Best CEO’ Most Expansive Sustainable Financing Activities, Pimpin Transformasi Hijau Berkelanjutan

Kamis, 21 November 2024 - 19:04 WIB

Pengusaha Diberi Kemudahkan dengan Dana Cair Hingga 4 Kali Sehari di BRIMerchant

Kamis, 21 November 2024 - 11:07 WIB

Petani Semarang Ini Berhasil Kembangkan Budidaya Alpukat, Berkat Program Pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku

Rabu, 20 November 2024 - 20:22 WIB

BRI Sabet Penghargaan Global di Singapura, Berkat Transformasi Digital Melalui BRIAPI

Senin, 18 November 2024 - 10:18 WIB

Dekatkan Akses Perbankan bagi Masyarakat, AgenBRILink Berperan di Kabupaten Rejang Bengkulu

Berita Terbaru