INFOEMITEN.COM – Perusahaan sawit nasional PT Astra Agro Lestari Tbk selama 2023 meraih laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp1,06 triliun.
Turun sebesar 38,8 persen dibandingkan 2022 sebesar Rp1,73 triliun.
Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk Santosa di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan laba bersih tersebut diperoleh dari pendapatan bersih perseroan yang mencapai Rp21,83 triliun.
Baca Juga:
Terus Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas, BRI Telah Salurkan Kredit Usaha Rakyat Rp158,6 Triliun
Pengusaha Diberi Kemudahkan dengan Dana Cair Hingga 4 Kali Sehari di BRIMerchant
Dari London Prabowo Subianto Lakukan Kunjungan Kenegaraan ke Dubai, Sebelum ke Tanah Air
Atau terjadi penurunan sebesar 5 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Menurut dia, penurunan baik pada pendapatan bersih maupun laba bersih perusahaan pada 2023 disebabkan anjoknya harga minyak sawit mentah (CPO).
Baca artikel lainnya di sini : Wanita Tangguh Berkarya lewat Program BRI Peduli BRInita
Penurunannya mencapai 13,9 persen dibandingkan pada tahun 2022 yakni dari 1,813 dolar AS/ton menjadi 964 dolar AS/ton.
Baca Juga:
BRI Sabet Penghargaan Global di Singapura, Berkat Transformasi Digital Melalui BRIAPI
Sukses Bobol Pertahanan Arab Saudi, Prabowo Subianto: Terima Kasih, Tim Nasional Luar Biasa
“Penurunan harga yang tajam ini menimbulkan koreksi kinerja keuangan industri kelapa sawit Indonesia, termasuk Perseroan,” ujarnya.
Baca artikel lainnya di sini : Utamakan Keutuhan dan Persatuan Bangsa, Prabowo Subianto Imbau Pendukung Tak Turun ke Jalan
Namun demikian, lanjutnya, produksi Tandan Buah Segar (TBS) perusahaan mengalami kenaikan sebesar 4,8 persen dari 3,16 juta ton pada 2022 menjadi 3,31 juta ton pada 2023.
Santosa menyatakan industri kelapa sawit Indonesia memang tengah menghadapi tantangan produktivitas.
Baca Juga:
Kembali Digelar, Bazar UMKM BRILiaN Bantu Berdayakan dan Perluas Pasar Pelaku Usaha
Kelompok Tani Selamatkan Lingkungan Bersama BRI Menanam – Grow & Green, Pulihkan Hutan Bekas Tambang
Salah satunya disebabkan oleh usia rata-rata tanaman nasional yang menua, sebanyak 46 persen merupakan tanaman yang memasuki pertumbuhan negatif.
“Tantangan untuk peningkatan produktivitas di tahun 2023 juga semakin serius mengingat siklus El Nino yang harus dihadapi perusahaan,” katanya saat public expose.
Meskipun demikian, tambahnya, perseroan optimistis menghadapi masa depan industri kelapa sawit.
Solusi tanaman yang sudah tua, perseroan terus melakukan replanting atau peremajaan tanaman sawit.
“Sepanjang 2023, perseroan berhasil meremajakan perkebunan seluas 4.713 hektar dengan bibit unggul dari hasil pengembangan research and development kami.”
“Hal ini menjadi peningkatan produktivitas jangka panjang,” ujarnya.***