PT Kimia Farma Tbk Bukukan Kerugian Bersih Rp 170,04 Miliar pada Tahun 2022

Avatar photo

- Pewarta

Selasa, 4 April 2023 - 09:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PT Kimia Farma Tbk( KAEF). (Dok. Kimiafarma.co.id)

PT Kimia Farma Tbk( KAEF). (Dok. Kimiafarma.co.id)

INFOEMITEN.COM – PT Kimia Farma Tbk( KAEF) membukukan kerugian bersih Rp 170,04 miliar pada tahun 2022, atau memburuk dibanding tahun 2021 yang meraih laba bersih Rp 302,27 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2022 telah audit yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia(BEI), Sabtu 1 Aril 2023, kerugian KAEF akibat turunnya penjualan.

Penjualan bersih turun 25,2 % menjadi Rp 9,606 triliun. Ini diakibatkan anjloknya penjualan obat generik sebesar 59,1% menjadi Rp 864,52 miliar. Selain itu, penjualan obat ethical produk pihak ketiga turun 4,2% menjadi Rp 2,961 triliun, dan penjualan alat kesehatan, jasa klinik, lab klinik turun 13,1% menjadi Rp1,776 triliun.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bahkan tahun 2022, tidak lagi mencatatkan penjualan vaksin. Padahal pos ini mencapai Rp1,384 triliun pada tahun 2021.

Baca konten artikel penting lainnya di media online Arahnews.com – salah satu portal berita terbaik di Indonesia

Walau beban pokok penjualan dapat ditekan 28,9% menjadi Rp 6,013 triliun, namun laba kotor turun 18,2% menjadi Rp 3,592 triliun.

Hal lain yang ikut menekan keuangan KAEF adalah beban usaha mencapai Rp 3,286 triliun. Dampaknya, laba usaha anjlok 43,3% menjadi Rp 558,07 miliar. Ditambah beban keuangan menyentuh Rp 520,6 miliar mengakibatkan laba sebelum pajak merosot 87,5% menjadi Rp 49,622 miliar.

Sementara itu, beban pajak penghasilan mencapai Rp143,94 miliar. Akibatnya, rugi tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan Rp94,326 miliar.

Sementara itu, penjualan obat over the counter pihak ketiga tumbuh 3,1% menjadi Rp1,845 triliun. Senada, penjualan obat generik pihak ketiga terkerek 2,08% menjadi Rp 977,22 miliar.

Sementara itu, total kewajibannaik 4,6% menjadi Rp 11,014 triliun. Salah satu pemicunya, utang bank jangka pendek bengkak menjadi Rp 4,304 triliun.

Ditambah utang jangka pajang yang jatuh tempo dalam satu tahun melonjak menjadi Rp2,073 triliun.***

Berita Terkait

BBCA Terperosok ke Rp7.950, Publik Masih Trauma Isu Bailout Lama
Kinerja Solid, BRI Bukukan Laba Rp 26,53 Triliun di Semester I 2025
Polemik Akuisisi BCA dan Bantahan Rosan: Menakar Arah Danantara Indonesia
Alarm BEI Bunyi! 103 Perusahaan Terkena Teguran Keras Investor Wajib Tahu
Pendapatan BUMI Naik Berkat Emas, Laba Bersih Turun Drastis dan Saham Masih Diminati
Regulasi Baru OJK Tekankan Pentingnya Internal Control di Pasar Modal Indonesia
GoTo Kunci Status ESG Terbaik Asia, Fokus Buyback dan Laba Positif Tahun Ini
Hillcon Equity Lepas Saham di Harga Premium, Investor Soroti Strategi Baru

Berita Terkait

Selasa, 2 September 2025 - 07:29 WIB

BBCA Terperosok ke Rp7.950, Publik Masih Trauma Isu Bailout Lama

Kamis, 21 Agustus 2025 - 16:35 WIB

Kinerja Solid, BRI Bukukan Laba Rp 26,53 Triliun di Semester I 2025

Kamis, 21 Agustus 2025 - 08:37 WIB

Polemik Akuisisi BCA dan Bantahan Rosan: Menakar Arah Danantara Indonesia

Rabu, 20 Agustus 2025 - 10:05 WIB

Alarm BEI Bunyi! 103 Perusahaan Terkena Teguran Keras Investor Wajib Tahu

Selasa, 19 Agustus 2025 - 09:49 WIB

Pendapatan BUMI Naik Berkat Emas, Laba Bersih Turun Drastis dan Saham Masih Diminati

Berita Terbaru