Strategi Niche ARKA di Industri EPC: Efisiensi Jadi Senjata Rahasia

Persaingan ketat di sektor EPC mendorong ARKA mencari celah lewat proyek modular dan regionalisasi.

Avatar photo

- Pewarta

Jumat, 25 Juli 2025 - 08:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengendali ARKA borong saham miliaran, sinyal kuat untuk investor jangka panjang.  (Dok. Idx.co.id)

Pengendali ARKA borong saham miliaran, sinyal kuat untuk investor jangka panjang. (Dok. Idx.co.id)

PT ARKHA Tanto Prima, pemegang kendali PT Arkha Jayanti Persada Tbk (ARKA), memborong 300 juta lembar saham ARKA pada 22 Juli 2025.

Transaksi senilai Rp3,9 miliar itu dilakukan di harga Rp13 per saham melalui papan Full Call Auction (FCA) Bursa Efek Indonesia.

Dengan akuisisi ini, kepemilikan Arkha Tanto Prima meningkat signifikan dari 29,62% menjadi 44,62% dari total saham beredar.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Direktur Arkha Tanto Prima, Baharaja Sianipar, menyatakan aksi ini adalah strategi investasi jangka panjang demi memperkuat struktur kepemilikan.

“Langkah ini menunjukkan komitmen kami terhadap pertumbuhan jangka panjang ARKA,” ujar Sianipar.

Pasca aksi korporasi, saham ARKA sempat menguat 2% ke level Rp22 per saham, mencerminkan sentimen positif pelaku pasar.

Rencana Ekspansi, Diversifikasi Produk, dan Peluang Industri EPC

Dalam laporan tahunan terakhir, manajemen menyatakan fokus ekspansi pada sektor konstruksi infrastruktur energi dan pengembangan jasa rekayasa-procurement-konstruksi (EPC).

ARKA berencana menjajaki pasar pembangkit listrik dan smelter logam, termasuk proyek modular untuk kawasan industri di luar Pulau Jawa.

Perseroan juga menjalin relasi strategis dengan BUMN konstruksi untuk memperluas portofolio dan pangsa pasar.

“Pasar EPC terfragmentasi namun pertumbuhannya eksponensial pasca pemulihan proyek nasional,” kata Indrawan, analis di Bahana Sekuritas.

ARKA diproyeksi dapat menangkap peluang dari proyek strategis nasional dan Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 2025–2029.

Mengenal Pengendali: Arkha Tanto Prima dan Afiliasi Bisnisnya

PT Arkha Tanto Prima adalah perusahaan investasi yang dimiliki oleh keluarga pengusaha nasional asal Bandung.

Didirikan oleh Baharaja Sianipar, perusahaan ini aktif di bidang infrastruktur, rekayasa teknik, dan pengembangan kawasan industri.

Meski bukan konglomerasi besar, Arkha Tanto Prima dikenal agresif dalam ekspansi ke sektor strategis berbasis logam berat dan manufaktur.

Perusahaan ini juga memiliki afiliasi yang menjadi penyedia jasa logistik dan pengolahan logam untuk proyek pertambangan di Sumatera dan Kalimantan.

Kepemilikan signifikan di ARKA mencerminkan ambisi grup dalam memperkuat rantai nilai terintegrasi di sektor konstruksi berat.

Posisi Industri: Pemain Niche di Tengah Konglomerasi EPC

ARKA bergerak dalam bidang fabrikasi struktur baja dan rekayasa teknik untuk sektor energi, pertambangan, dan maritim.

ARKA bersaing di pasar EPC dengan nama-nama besar seperti Rekayasa Industri, Adhi Karya, dan Wijaya Karya, namun mengusung pendekatan niche.

Pangsa pasar ARKA di sektor modularisasi dan struktur baja berat diperkirakan masih di bawah 3%, namun menunjukkan pertumbuhan konsisten.

Keunggulan ARKA ada pada efisiensi biaya, fleksibilitas proyek skala menengah, dan kedekatan operasional dengan kawasan industri.

Peningkatan kapasitas produksi dan kemitraan strategis menjadi kunci bagi ARKA untuk menembus dominasi pemain besar.

Kinerja Keuangan Terkini: Marginal, Tapi Mulai Menunjukkan Rebound

Berdasarkan laporan keuangan Q1 2025, ARKA mencatat pendapatan Rp92,3 miliar, tumbuh 18% dibandingkan Q1 tahun sebelumnya.

Laba bersih mencapai Rp4,1 miliar, berbalik dari rugi bersih Rp2,7 miliar pada Q1 2024 — sinyal pemulihan operasional.

Total aset per Maret 2025 tercatat Rp340,5 miliar, dengan liabilitas jangka pendek mendominasi sebesar Rp198 miliar.

Equity sebesar Rp142,5 miliar menunjukkan leverage yang masih konservatif untuk sektor berbasis proyek seperti EPC.

Laporan berkelanjutan ARKA juga menyoroti fokus ESG, termasuk penggunaan bahan baku daur ulang dan efisiensi energi di pabrik utama.

Sejarah Singkat Emiten: Dari Bengkel Las ke Bursa Efek

PT Arkha Jayanti Persada Tbk (kode saham: ARKA) didirikan pada 14 Februari 2008 di Bandung, Jawa Barat.

Awalnya beroperasi sebagai bengkel fabrikasi logam, ARKA berkembang menjadi perusahaan penyedia solusi EPC dan struktur baja berat.

ARKA resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 10 Juli 2019 melalui IPO dengan harga penawaran Rp200 per saham.

Bidang usaha utama mencakup fabrikasi komponen logam berat, rekayasa teknik, dan konstruksi struktur modular untuk sektor energi.

ARKA dikenal sebagai penyedia komponen untuk PLTU, PLTA, tambang batubara, dan smelter nikel di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.

Daftar Pemegang Saham Terbesar ARKA per Juli 2025

1. PT Arkha Tanto Prima – 44,62%
2. PT Panin Sekuritas Tbk (nominee) – 8,30%
3. PT Ciptadana Sekuritas (nominee) – 5,12%
4. MNC Asset Management – 4,40%
5. Baharaja Sianipar (perorangan) – 3,78%

6. PT Mirae Asset Sekuritas (nominee) – 3,12%
7. Mandiri Manajemen Investasi – 2,50%
8. PT Trimegah Sekuritas Indonesia – 2,00%
9. Saham Publik (masyarakat) – 1,91%
10. PT Philip Sekuritas Indonesia – 1,45%

11. Henry Gunawan (perorangan) – 1,21%
12. Sinarmas Asset Management – 0,95%
13. PT Danareksa Sekuritas – 0,83%
14. PT BCA Sekuritas – 0,75%
15. PT NH Korindo Sekuritas – 0,61%.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoemiten.com dan Panganpost.com.

Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Infoseru.com dan Poinnews.com.

Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Jatengraya.com dan Hallobandung.com.

Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.

Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.

Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com

Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.

Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.

Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.

Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center

Berita Terkait

Dari 82,3 ke 65,4, CSA Index September 2025 Alami Penurunan Tajam
BBCA Terperosok ke Rp7.950, Publik Masih Trauma Isu Bailout Lama
Kinerja Solid, BRI Bukukan Laba Rp 26,53 Triliun di Semester I 2025
Polemik Akuisisi BCA dan Bantahan Rosan: Menakar Arah Danantara Indonesia
Alarm BEI Bunyi! 103 Perusahaan Terkena Teguran Keras Investor Wajib Tahu
Pendapatan BUMI Naik Berkat Emas, Laba Bersih Turun Drastis dan Saham Masih Diminati
Regulasi Baru OJK Tekankan Pentingnya Internal Control di Pasar Modal Indonesia
GoTo Kunci Status ESG Terbaik Asia, Fokus Buyback dan Laba Positif Tahun Ini

Berita Terkait

Jumat, 12 September 2025 - 22:01 WIB

Dari 82,3 ke 65,4, CSA Index September 2025 Alami Penurunan Tajam

Selasa, 2 September 2025 - 07:29 WIB

BBCA Terperosok ke Rp7.950, Publik Masih Trauma Isu Bailout Lama

Kamis, 21 Agustus 2025 - 16:35 WIB

Kinerja Solid, BRI Bukukan Laba Rp 26,53 Triliun di Semester I 2025

Kamis, 21 Agustus 2025 - 08:37 WIB

Polemik Akuisisi BCA dan Bantahan Rosan: Menakar Arah Danantara Indonesia

Rabu, 20 Agustus 2025 - 10:05 WIB

Alarm BEI Bunyi! 103 Perusahaan Terkena Teguran Keras Investor Wajib Tahu

Berita Terbaru