SPEKULASI mulai menyeruak di lantai bursa sejak awal Juli 2025, ketika nama PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) muncul dalam diskusi tertutup soal potensi akuisisi startup diagnostik.
Tiga perusahaan rintisan lokal, termasuk salah satu berbasis teknologi molekuler di Bandung, disebut menjadi incaran untuk mengisi celah portofolio dan memperluas jejaring distribusi CHEK di luar Pulau Jawa.
Menurut sumber internal pasar, langkah ini tak lepas dari strategi manajemen baru setelah perseroan berhasil membalikkan posisi keuangan ke arah positif pada paruh pertama tahun ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini bukan sekadar ekspansi, tapi sinyal bahwa CHEK ingin menguasai rantai pasok diagnostik dalam negeri secara vertikal,” ujarnya.
Meski belum diumumkan secara resmi, rumor ini diperkuat oleh laporan keuangan semester I/2025, yang menunjukkan lonjakan tajam laba dan penurunan utang secara signifikan.
Laba Bersih Melejit 459 Persen, Liabilitas Susut Tajam 31 Persen
Kinerja keuangan PT Diastika Biotekindo Tbk sepanjang semester I/2025 menjadi magnet utama perhatian investor ritel dan institusional.
Baca Juga:
Akses Data Dukcapil, Terobosan BRI Percepat Layanan dan Kredit Mikro
Pengusaha Muda BRILiaN 2025, Akselerasi UMKM Unggul Masa Depan
BRI Gelar News Fest 2025, Wadah Jurnalis Ciptakan Karya Berdampak
Pendapatan naik dari Rp61,81 miliar menjadi Rp78,31 miliar atau tumbuh 26,68% secara tahunan (year-on-year/yoy), sebagaimana dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Senin (28/7/2025).
Beban pokok pendapatan memang turut naik menjadi Rp48,59 miliar dari Rp41,90 miliar, namun margin laba kotor tetap terjaga dengan pertumbuhan menjadi Rp29,71 miliar (naik 49,3%).
Laba usaha melonjak signifikan dari sebelumnya rugi Rp74,16 juta menjadi laba positif Rp6,11 miliar.
Peningkatan efisiensi operasional juga berdampak pada perbaikan laba sebelum pajak yang berubah dari rugi Rp1,46 miliar menjadi laba Rp5,25 miliar.
Baca Juga:
BRI Dorong Literasi Finansial Generasi Muda Melalui Inovasi Digital
Dari 82,3 ke 65,4, CSA Index September 2025 Alami Penurunan Tajam
BRI dan MedcoEnergi Kolaborasi Perkuat UMKM & Ekonomi Kerakyatan
Posisi neraca juga membaik: total liabilitas perusahaan berkurang drastis dari Rp25,56 miliar (per 31 Desember 2024) menjadi hanya Rp17,66 miliar (per 30 Juni 2025).
Sementara aset perusahaan tercatat turun tipis menjadi Rp112,86 miliar dari sebelumnya Rp118,80 miliar, mencerminkan strategi restrukturisasi aset yang sedang berjalan.
Diastika Biotekindo: Jejak Sejarah, Kontrol Pemegang Saham, dan Arah Bisnis
Didirikan pada 17 Oktober 2002, PT Diastika Biotekindo Tbk (kode saham: CHEK) merupakan perusahaan bioteknologi medis yang memfokuskan bisnis pada penyediaan alat dan layanan laboratorium diagnostik klinis.
Sejak resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Desember 2021, emiten ini semakin agresif dalam pengembangan pasar alat uji molekuler dan reagen diagnostik.
Produk utamanya meliputi automated PCR systems, rapid test kits, serta layanan uji berbasis point-of-care.
Pemegang saham pengendali utama adalah PT Tritama Bina Cipta, yang menguasai lebih dari 30% saham dan terafiliasi dengan tokoh lama industri alat kesehatan nasional.
Baca Juga:
BRI Dorong Pemberdayaan dan Ketahanan Pangan Nasional
BRI Salurkan Bantuan Tanggap Bencana, Ringankan Beban Korban Banjir Bali & NTT
BRI Perkuat Koperasi Desa Merah Putih, Dorong Akses Pembiayaan Profesional
Selain itu, beberapa nama institusional dan investor perorangan mulai masuk sejak akhir 2023, termasuk dana pensiun milik BUMN farmasi dan investor asing berbasis di Singapura.
Salah satu pengarah utama strategi baru perusahaan adalah Direktur Utama CHEK, dr. Yulianto Hartono, yang menyatakan, “Kami ingin menjadikan CHEK sebagai champion regional dalam layanan diagnostik terintegrasi.”
Industri Diagnostik Kesehatan: Potensi Besar, Tapi Kompetisi Meningkat
Industri alat kesehatan dan layanan diagnostik di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 10–15% per tahun, seiring meningkatnya kesadaran preventif masyarakat pascapandemi.
Namun, pasar ini juga menghadapi tantangan kompetisi ketat dari pemain besar seperti Kalbe Farma, Prodia, dan Rajawali Nusindo, serta pemain Tiongkok yang menawarkan alat lebih murah.
CHEK saat ini memegang pangsa pasar sekitar 3–4% di segmen alat diagnostik berbasis PCR dan ELISA, berdasarkan data dari Frost & Sullivan Indonesia (2025).
Langkah strategis untuk memperluas basis produksi dalam negeri dan mengakuisisi perusahaan lokal menjadi strategi untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi biaya.
“Kalau mereka bisa membangun ekosistem sendiri, CHEK akan jadi pemain yang cukup berbahaya di 2026,” ujar analis dari CLSA Asia-Pacific.
Daftar 15 Pemegang Saham Terbesar CHEK per Juni 2025
1. PT Tritama Bina Cipta – 30,21%
2. Yulianto Hartono – 12,45%
3. PT Dana Investama Medika – 9,12%
4. PT Rajawali Global Equity – 7,01%
5. Dana Pensiun Farmasi Nasional – 5,82%
6. PT Indolife Capital – 4,34%
7. Bank Kesehatan Rakyat Indonesia – 3,12%
8. Fidelity Life Sciences Fund – 2,76%
9. PT Samudera Pacific Mandiri – 2,11%
10. Victor Wijaya – 1,89%
11. Hanif Setiawan – 1,56%
12. PT Biogenix Investama – 1,43%
13. PT Insan Medika Nusantara – 1,21%
14. PT Pratama Diagnostika – 0,98%
15. PT Intermedika Solusi – 0,78%.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Arahnews.com dan Haloagro.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Sentranews.com dan Indonesiaraya.co.id.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hellojateng.com dan Hariankarawang.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center