INFOEMITEN.COM – Tingkat stres seseorang dapat diketahui dari beberapa cara, salah satunya kotoran di telinga.
Metode ini mengumpulkan dan menganalisis kotoran telinga yang dapat mengukur kadar hormon stres kortisol.
Kortisol adalah hormon penting yang melonjak ketika seseorang stres dan menurun ketika mereka santai.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
RUPST BSI Tunjuk Anggoro Eko Cahyo Sebagai Dirut Baru dan Bagikan Dividen Lebih dari Rp1 Triliun
Tiga Sektor Ini Jadi Primadona Investor Menurut Survei Terbaru CSA Index

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tetapi, tingkat kortisol yang meningkat secara konsisten ternyata memiliki efek negatif pada sistem kekebalan tubuh, tekanan darah, dan fungsi tubuh lainnya.
Baca konten dengan topik ini, di sini: Salah Satunya Olahraga Teratur, Berikut 3 Cara Mudah Turunkan Tekanan Darah Tanpa Obat
Seperti dilansir dari laman Live Science, Minggu, 14 Desember 2022, ada gangguan lain yang melibatkan kortisol yang abnormal, termasuk penyakit cushing yang disebabkan oleh produksi kortisol yang berlebihan dan penyakit addison karena produksi kortisol yang kurang.
Baca Juga:
Jasa Siaran Pers Persriliscom Melayani Publikasi ke Lebih dari 150 Media Online Berbagai Segmentasi
Orang yang mengidap penyakit cushing memiliki timbunan lemak yang tidak normal, sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan tulang yang rapuh.
Di sisi lain, pengidap penyakit addison memiliki tekanan darah rendah yang berisiko.
Penemuan yang dilakukan oleh Andrés Herane-Vives, seorang dosen di University College London’s Institute of Cognitive Neuroscience and Institute of Psychiatry dan rekannya memiliki cara baru untuk mengukur kadar kortisol.
Penyebabnya karena kotoran telinga bersifat stabil dan tahan terhadap kontaminasi bakteri, sehingga dapat dikirim ke laboratorium dengan mudah untuk dianalisis.
Baca Juga:
Catat Laba Bersih 3,8 Juta Dolar AS, Perusahaan Jasa Pertambangan Batu Bara PT Samindo Resources Tbk
Direktur Utama BUMN yang Tak Berprestasi dan Malas-malasan, Presiden Prabowo Subianto: Ganti!
Metode sebelumnya untuk memanen kotoran telinga melibatkan penusukan jarum suntik ke dalam telinga dan menyiramnya dengan air, yang bisa sedikit menyakitkan dan membuat stres.
Untuk mengubahnya menjadi lebih mudah dan praktis, Herane-Vives dan rekan-rekannya mengembangkan swab yang ketika digunakan tidak akan lebih menegangkan daripada lidi kapas.
Penyeka ini memiliki pelindung di sekitar gagangnya sehingga orang tidak bisa memasukkannya terlalu jauh ke dalam telinga dan merusak gendang telinga mereka.
Ada pun spons di ujungnya berfungsi untuk mengumpulkan kotoran.***