INFOEMITEN.COM – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,82 triliun pada tahun 2022, atau naik 105,2% dibanding tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp 1,861 triliun.
Hasil itu mendongkrak laba bersih per saham dasar dan dilusian yang dapat diatribusikan kepada entitas induk ke level Rp159 per lembar, sedangkan di akhir tahun 2021 berada di level Rp 77,47.
Berdasarkan laporan keuangan tahun 2022 yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan tumbuh 19,5% menjadi Rp 45,93 triliun yang ditopang peningkatan penjualan emas sebesar 21,9% menjadi Rp 31,625 triliun.
Sementara itu, penjualan feronikel naik 7,8% menjadi Rp 6,854 triliun, penjualan bijih nikel yang naik 17,9%menjadi Rp5,169 triliun, penjualan alumina melonjak 41,03%menjadi Rp1,313 triliun.
Baca Juga:
PAN Dipastikan Beri Dukungan Soal Partai Gerindra Calonkan Prabowo Subianto pada Pilpres 2029
Termasuk Mandiri Sekuritas, Sebanyak 3 Anggota Bursa Siap untuk Fasilitasi Transaksi Short Selling
Di sisi lain, beban pokok penjualan membengkak 17,8% menjadi Rp37,719 triliun. Tapi laba kotor tetap meningkat 29,2% menjadi Rp8,21 triliun.
Sayangnya, beban usaha melambung 17,9% menjadi Rp4,268 triliun. Dampaknya, laba usaha hanya naik 43,9 persen menjadi Rp3,941 triliun.
ANTM berhasil membukukan penghasilan lain-lain sebesar Rp1,272 triliun atau melonjak 317% dibanding tahun 2021. Penyumbangnya, bagian keuntungan entitas asosiasi yang naik 105,9% menjadi Rp931,1 miliar.
Selain itu, laba selisih nilai tukar mata uang asing atau kurs yang terbang 838 persen menjadi Rp563,79 miliar.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Subianto Kenang Komitmen Gus Dur, Sosok yang Berani dalam Kesejukan dan Perdamaian
Laba Bersih Konsolidasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Mencapai Rp55,8 Trilliun, Naik 1,31 Persen
Kondisi ini mengakibatkan laba sebelum pajak penghasilan melonjak 72,3% menjadi Rp 5,214 triliun. Setelah dikurangi pajak penghasilan sebesar Rp1,393 triliun, laba tahun berjalan naik 105,3% meniadi Rp3,82 triliun.
Sementara itu, total kewajiban berkurang 17,83% menjadi Rp 9,925 triliun. Sedangkan jumlah ekuitas bertambah 13,79% menjadi Rp 23,712 triliun.***