INFOEMITEN.COM – PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) membukukan laba bersih Rp 339,77 miliar pada 2022 atau turun 14,75% dibanding tahun sebelumnya Rp 398,56 miliar.
Meski demikian, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 87,61% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 3,51 triliun. Pada 2021, pendapatan MSIN sebesar Rp 3,08 triliun.
Direktur MNC Digital Entertainment (MSIN) Valencia Tanoesoedibjo menjelaskan, penurunan laba bersih tahun lalu disebabkan amortisasi dan depresiasi aset digital (intangible) perseroan sebesar Rp 299,9 miliar.
Adapun pendapatan perseroan dikontribusi oleh bisnis konten yang menghasilkan pendapatan Rp 2,42 triliun pada 2022 dari 2,07 triliun tahun sebelumnya atau naik 17%.
Baca Juga:
Daftar Lengkap Instansi yangDinilai Kemenkeu Berprestasi di Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara
Prabowo Subiato Sebut Kebutuhan Rumah yang Terjangkau Tak Usah Diseminarkan, Rakyat Butuh Segera
Holding BUMN MIND ID Ungkap Alasan Minta Pembatasan Jumlah Smelter Melalui Moratorium Perizinan
“Hingga 2022, perseroan masih mendominasi pangsa pasar produksi di semua genre, menjadikannya produsen konten terbesar di Tanah Air,” tulis Valencia dalam keterangan resmi, akhir pekan lalu.
Menurut dia, bisnis iklan digital perseroan mencetak pendapatan Rp 1,5 triliun atau naik 13%.
ini terutama disebabkan peningkatan kinerja superapp perseroan, RCTI+, tujuh portal online, serta monetisasi berkelanjutan dari platform media sosial MSIN.
Pada periode 2022, perseroan memperoleh pendapatan tambahan sebesar Rp 423 miliar dari Vision+, superapp SVOD. Ini merupakan peningkatan 12% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Baca Juga:
Di sisi lain, beban langsung MNC Digital naik 13% menjadi Rp 2,45 triliun sepanjang tahun lalu. Ini disebabkan peningkatan output produksi konten dan berbagai biaya konten dalam bentuk video, audio, musik, dan teks untuk semua aset digital perseroan.
Adapun EBITDA anak perusahaan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) ini meningkat 15% pada 2022 menjadi Rp 739 miliar, yang mewakili margin EBITDA sebesar 21%.
“Tahun ini, kami akan melakukan peluncuran game pertama Fight of Legends, yang tidak hanya tersedia di dalam negeri, tetapi di seluruh dunia.”
“Game ini diyakini menjadi salah satu katalis utama perseroan dalam jangka panjang,” kata Valencia.***
Baca Juga:
Dampak Kebijakan Proteksionis Presiden AS Terpilih Donald Trump Ditakutkan akan Lemahkan Kurs Rupiah
Cek Potensi Bahan Makan Bergizi Gratis, Prabowo Subianto Kunjungi Tambak Ikan Nila Salin di Karawang
Kebijakan AS dan Tiongkok Berdampak pada Ekonomi Nasional, Menteri Rosan Roeslani Ungkap Alasannya